Kategori Berita

Informasi

“Karena Pengembangan Brand Produk UMKM Sangat Penting”

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Frederik Lumalente paham betul betapa upaya untuk mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas tidaklah mudah. Di daerah, para pelaku UMKM bekerja tanpa konsep yang jelas. Mereka punya produk UMKM yang variatif dan bagus, namun belum mampu mengembangkan mereknya dengan baik.

 

“Kalaupun ada, masih sangat sedikit. Karena pola kerjanya masih menggunakan metoda lama. Yang penting bisa berdagang,” demikian pungkas Frederik pasca pelantikan dirinya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (GARPU) pada 21 Februari 2022 kemarin di Novotel Manado Convention Center.

 

Maka karena itu, oleh pria yang lebih dikenal dengan panggilan Didi Roa ini, pengembangan brand (merek) produk UMKM perlu dijadikan sebagai salah satu program prioritas DPW GARPU Sulut dalam masa tugas 2022-2027. Kata Didi, untuk menjaga keberlangsungan suatu usaha dan produk dalam skema waktu jangka panjang, para pelaku UMKM perlu dibina untuk memiliki kesadaran akan pentingnya pengembangan dan penguatan merek dari usaha dan produk bisnis yang dimilikinya.

 

Konon lagi di era digital ini, produk usaha tanpa merek yang kuat sulit menembus pasar-pasar nasional, apalagi pasar global. Pasalnya, para konsumen dewasa ini juga mementingkan tampilan produk yang keren dan enak dipandang. “Sebuah produk bisnis dengan merek yang kuat, berkarakter, tentunya menarik secara tampilan akan mampu mempengaruhi para konsumen. Dan lumrahnya mampu masuk ke pasar-pasar nasional dan global secara kompetitif,” begitu jelas Didi meyakinkan.

 

“Dunia sudah berubah. Saatnya tinggalkan pemasaran konvensional, sudah harus beralih ke marketing digital,” katanya lagi menyambung pernyataan.

 

Tentu saja persoalan merek menjadi sangat prioritas, namun sambung Didi, komponen tersebut tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu, selain menetapkan program pengembangan merek produk UMKM dalam top prioritas, Didi dan seluruh perangkat pengurus DPW GARPU Sulut juga menambahkan 4 program prioritas lainnya. Kelima program prioritas lainnya itu meliputi Start Business Plan Group yang bertujuan untuk pendampingan calon pelaku usaha baru, Bussines Legalize Group yang bertujuan untuk pendampingan proses legalisasi produk bisnis UMKM, Advertising Group yang bertujuan untuk pendampingan promosi dan publikasi massal produk-produk UMKM, Bussines Expansion and Bank Credit Group yang bertujuan untuk mendorong kemudahan akses pemodalan bagi pelaku UMKM.

 

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GARPU, Jufry Reigen Lumintang yang mendengar penjelasan Didi ikut antusias. Menurut pria yang juga berdarah Manado ini, beberapa program prioritas yang dijelaskan Didi merupakan pointer-pointer penting yang memang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM di seluruh Indonesia.

 

Apalagi di tengah-tengah tekanan Pandemi Covid-19, dimana tren penjualan saat ini telah berekspansi secara luas ke dimensi digital. Suka atau tidak, mau atau tidak, para pelaku UMKM dituntut bekerja dengan lebih kreatif untuk mendapatkan sambutan positif para konsumen. “Maka program-program yang berorientasi pada penguatan merek, penguatan kemasan, penguatan promosi, penguatan marketing akan menjadi tonggak utama dari gerakan ini. Hal tersebut adalah subtansi dasar yang dibutuhkan oleh seluruh pelaku UMKM. Jadi program prioritas Sulut sangat bagus,” begitu kata Jufry memberi apresiasi.

 

Karena itu pula Jufry berharap, para pengurus DPW GARPU Sulut benar-benar mampu menjadi motor penggerak para pelaku UMKM. Pembentukan GARPU Sulut ditekankannya tidak boleh sekedar menjadi pemanis rangkaian agenda politik.

 

“Saya menganggap GARPU merupakan jalan untuk beramal dan pemberian diri kita adalah wujud bakti kepada masyarakat dan bangsa,” tukasnya saat melantik para pengurus DPW GARPU Sulut.

 

Anggota Komisi III DPR RI Hillary Brighita Lasut yang turut hadir dalam prosesi pelantikan DPW GARPU Sulut juga tampil memberikan komentar. Dia mendorong kalangan perempuan untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan UMKM mengingat segmen ini memiliki karakter khusus baik sebagai penjual, begitu juga sebagai pembeli.

 

“Kita sebagai perempuan berbeda dengan pria yang selalu mengandalkan hitungan dengan menggunakan logika dalam berbisnis. Sedangkan perempuan menggunakan perasaan untuk mengendalikan kreatifitasnya, jadi ketika perempuan berbisnis, ada rasa yang berbeda, mereka bisa membuat jualannya menarik perhatian,” ucapnya yang juga diberikan kepercayaan sebagai Pembia DPW GARPU Sulut.

 

“Perempuan memiliki the power of emak-emak yang memiliki taste berbeda. Perempuan membuat sentuhan untuk menarik perhatian orang, potensinya bisnisnya luar biasa,” sambungnya lagi.

 

Sebagai representasi masyarakat Sulawesi Utara di Senayan, Hillary ikut menegaskan komitmennya untuk mendorong pengembangan sektor UMKM. Diapun akan membuka berbagai ruang sinergitas agar sejumlah program pendampingan pelaku UMKM dapat digelar di Sulut.

 

“Semoga kedepan kita semua bisa bersinergi untuk mendorong berbagai kegiatan yang dapat membantu para pelaku UMKM. Mulai dari urusan pengembangan produknya, kemudahan untuk mendapatkan modal usaha, hingga pendampingan untuk memperkuat proses-proses marketing produknya,” tutup Hillary.

 

Tak kalah dengan Hillary, Ketua DPW Partai NasDem Sulut Max Lomban yang hadir dalam acara tersebut ikut memberikan apresiasi. Dia berharap DPW GARPU Sulut benar-benar mampu menjadi salah satu wadah pengembangan pelaku UMKM di daerah tersebut. []

 

Catatan: Laporan news feature ini telah tayang dalam Buletin DPP GARPU edisi ke-2 periode April-Mei 2022

Penulis: Aldo Immanuel dan Marco

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Terkait

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kolom

Suara Pembaca

Kirimkan tanggapan dan komentar Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik dan keluhan konsumen.

Kategori Berita