Ketua Umum Partai Nasdem, Surya paloh dalam pidatonya di acara peresmian Gedung Nasdem dan Pelantikan Ketua DPD kota Minahasa di Sulawesi Utara baru-baru ini menekankan untuk menerapkan politik yang santun dan berkarakter. Dia menekankan jangan mencapai kemenangan dengan segala cara dihalalkan.
Nyatanya, praktik politik dengan pakem permisivisme (Permisifisme) bukanlah hal baru. Permisifisme yang menerapkan pola-pola politik dengan menghalalkan segala cara banyak terjadi di berbagai dimensi dan kondisi. Sosok-sosok permisivistis lahir dan terus berkembang dengan obsesi kekuasaan yang begitu besar. bahkan di era saat ini politik permisif dilakukan dengan sarana canggih untuk mencapai tujuannya.
Metodologi Pragmatisme menurut Robert S Pierce dan William James pragmatisme adalah sebuah metodologi yang hanya mengacu pada tujuan praktis semata. Sehingga tercapai, nilai-niai dalam proses pencapainnya. Gejala yang saat ini kita rasakan dalam berbagai dimensi kehidupan termasuk dalam dunia politik. Sehingga menimbulkan kesan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Para politikus cenderung pragmatis demi memenuhi syahwat politiknya. Begitu memegang kekuasaan politik, para politisi cenderung melupakan amanah sucinya sebagai wakil rakyat. Mereka begitu asyik untuk menikmati kekuasaan sekaligus mencoba mempertahankan kekuasaan. Dengan berbagai cara masing-masing pihak menggunakan berusaha untuk menjegal dan mengalahkan lawan politiknya.
Joyoboyo pernah menyatakan, “Yen wis titi wancine jaman edan, sopo sing ora melu edan ora bakal keduman”. Kalimat tersebut bermakna bila sudah waktunya jaman gila, siapa yang tidak ikut gila tidak akan menjadi bagian. Prediksi Joyoboyo itu saat ini benar-benar terjadi dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam politik.
Joyoboyo juga sempat memprediksikan jika fenomena pragmatisme tidak segera dihentikan akan memunculkan satu tragedi, pepatah jawa mengatakan pithik jago tarung sak kandang (ayam jago bertarung satu kandang), dalam konteks saat ini prediksi Joyoboyo itu bisa berarti para putra terbaik akan saling baku bunuh untuk bertarung tampuk kekuasaan.
Dampaknya bisa ditebak, akan terjadi perseteruan dan perpecahan yang bisa menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa.Maka menyadari potensi terjadinya perpecahan itulah, Joyoboyo sempat memberikan petuah bijak, ngono yo ngono ning ojo ngono (begitu ya begitu tapi janganlah begitu), artinya semua pihak harus bisa menahan diri dalam setiap menghadapi masalah dan jangan hanya mengikuti ego diri sendiri maupun kelompoknya. Karena bangsa ini dibangun di atas komitmen bersama dari berbagai elemen yang sangat majemuk.
Karena kondisi itu pula, saya melihat orasi politik Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Minahasa,Sulawesi Utara yang menyinggung jangan mencari kemenangan dengan menghalalkan segala cara, benar-benar menggugah hati yang hadir dan membangun semangat baru bagi masyarakat kota Minahasa terutama kader-kader Nasdem yang hadir. Itulah pesan yang konstruktif bagi kader Nasdem. Sekaligus juga sebuah warning (peringatan).
Surya Paloh juga berpesan sebagai amanah kepada para kader partai Nasdem khususnya agar menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan yang terbesar adalah Indonesia harus dipelihara dan dijaga tetap negeri yang jaya, yang bersatu, berdaulat seutuhnya.
Ingin menggapai semuanya itu harus kader pemimpin yang berjiwa kebangsaan yang kokoh, kebersamaan,cinta sesama antara putra putri bangsa dan mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri, bukan sekedar kader Nasdem menonjol semata-mata seorang politikus yang mengutamakan kepentingan pribadi saja. Kemenangan yang sejati adalah diraih dengan cara yang benar (hak) bukan dengan cara yang batil (permisif).
Meraih kemenangan dengan benar (hak) akan mewujudkan kehidupan yang adil, makmur dan bahagia. Sebaliknya kemenangan dengan cara yang batil akan menciptakan kehidupan jauh dari makna kemakmuran, kebahagiaan dan ketentraman. Oleh karena itu Surya Paloh menegaskan kepada kader-kader Nasdem di seluruh Nusantara ini, ikutilah ajang pertarungan dan kontes pemilu yang akan datang dengan kejujuran dan beretika yang luhur yang dicontohkan oleh para pahlawan bangsa ini.
Perjuangan yang luhur dikenang dengan kebaikan sementara perjuangan yang curang akan dikenang keburukannya sepanjang masa. Perjuangan yang benar akan dimenangkan dengan cara yang benar juga yaitu halal, sedangkan kemenangan yang diraih dengan cara yang haram akan menciptakan kesengsaran sepanjang masa. Surya Paloh berpesan capailah kemenangan itu dengan cara yang halal.
Buat apa kita menang dan berkuasa kalau kemenangan itu diperoleh dari jalan yang haram. Tidak ada artinya kemenangan jika berdansa di atas tangisan sesama saudara. Maka, lakukan dengan proses dan tetap pada etika kepatutan untuk menangkan pemilu, itulah tujuan kita kenapa selalu menggaungkan kata Restorasi dalam rangka membangun negeri yang sakit ini menjadi negeri yang sehat demi masa depan anak cucu kita sebagai penerus di masa yang akan datang.
Sosok Surya Paloh menggeluti dunia politik termasuk politikus yang ulung, sehingga beliau mengetahui sepak terjang para politikus, maka beliau menilai para politik cenderung pragmatis demi memenuhi syahwat politiknya. Begitu memegang kekuasaan politik, para politisi cenderung melupakan amanah sucinya sebagai wakil rakyat. Mereka begitu asyik untuk menikmati kekuasaan sekaligus mencoba mempertahankan kekuasaan. Dengan berbagai cara masing-masing pihak menggunakan berusaha untuk menjegal dan mengalahkan lawan politiknya.
Besar harapan, petuah politik yang ditegaskan oleh Ketum Nasdem Surya Paloh benar-benar dapat diresapi oleh seluruh kader Nasdem. Tidak saja untuk dipahami, tentunya agar dapat diimplementasikan dalam kesehariannya sebagai penggerak motor politik yang berwibawa dan berkarakter. Hanya dengan cara-cara yang demikian, politik bisa menghasilkan orang-orang yang baik dan terbaik. []
*Penulis merupakan Anggota Dewan Pakar DPP Partai Nasdem dan Wakil Ketua Dewan Pansehat DPP GARPU