Kategori Berita

Informasi

Andi Nur Alam Syah Dilantik Jadi Dirjen Perkebunan, Ini Pesan Mentan SYL

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Jakarta –  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melantik Andi Nur Alam Syah menjadi Direktur Jenderal, Perkebunan pada Kementerian Pertanian, Jumat (1/7/2022). Penunjukan Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) menimbang keberhasilannya mengawal pembangunan mekanisasi pertanian modern yang berdampak nyata pada peningkatan produksi dan ekspor pertanian selama fase Pandemi Covid-19.

 

Dalam prosesi pelantikan tersebut, Mentan SYL berpesan, program kerja Kementan tidak boleh lagi hanya berstrategi sama seperti apa yang dicapai selama ini. Hal itu dikatakannya mengingat Indonesia akan menghadapi salah satu tantangan yang sangat besar yakni ancaman krisis pangan. Untuk menghadapi fenomena tersebut, Kementan dituntut melakukan berbagai upaya, salah satunya penguatan pembangunan komoditas perkebunan.

 

“Tentu saja pejabat ini terpilih memiliki kapasitas yang cukup, prestasi yang baik selama ini dan mampu memecahkan masalah di sekitarnya. Saya berharap banget kita harus lebih siap menghadapi tantangan-tantangan global yang ada dan ini tergantung pada kinerja pejabat di pertanian ini,” demikian dikatakan Mantan Gubernur Sulsel ini sebagaimana rilis Kementan, Sabtu (2/7/2022).

 

Dirinya juga berpesan agar Andi terus mengevaluasi perkembangan realisasi program-program yang akan dilanjutkan. Termasuk Mentan SYL meminta dirinya agar terus membuka diri dan memberikan ruang kerjasama yang seluas-luasnya bagi para pelaku usaha agar sub sektor perkebunan dapat mendorong penguatan sektor pertanian secara umum.

 

“Dirjen Perkebunan yang baru harus melakukan evaluasi. Tapi tidak boleh lama karena dia bukan orang baru di lingkungan pertanian. Sambil jalan sambil kerja tapi serius sambil disempurnakan apa yang belum dicapai dan yang bagus diteruskan,” tandasnya.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menuturkan akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan. Hal ini direalisasikan dengan konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif, dimana mengembangkan kawasan perkebunan secara terpadu melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian, pemanfaatan inovasi teknologi produksi maju tepat guna, serta pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, ekspor, investasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

 

“Konsep ini diimplementasikan dan dikembangkan secara terpadu dan bertahap, dikelola dengan manajemen korporasi petani yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mewujudkan sistem produksi perkebunan yang maju, mandiri, dan modern,” tuturnya.

 

Lebih lanjut Dirjen termuda ini menjelaskan pengembangan usaha perkebunan terkonsolidatif dan integratif tersebut mencakup empat dimensi utama yaitu berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi. Dengan konsep ini, pengembangan subsektor perkebunan terdiri atas satu atau beberapa klaster di dalam suatu kawasan perkebunan.

 

“Dalam pengembangan klaster dilakukan beberapa tindakan, yaitu memahami kondisi dan standar ekonomi kawasan, menjalin kerja sama, mengelola dan meningkatkan pelayanan, mengembangkan tenaga ahli, mendorong inovasi dan kewirausahaan dan terakhir mengembangkan pemasaran dan memberi label khas bagi kawasan,” jelas Nur Alam.

 

Nur Alam menegaskan implementasi konsep pengembangan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif ini tentu berjalan sesuai arah kebijakan, strategi, program dan langkah operasional yang terintegrasi. Arah kebijakan yang dilaksanakan terdiri dari mekanisasi, optimalisasi peningkatan hasil, penguatan daya saing dan ekspor, dan penguatan profesionalisme pekebunan dan penyuluh.

 

“Program yang dijalankan diantaranya pengembangan mekanisasi dan digitalisasi, pengembangan logistik benih, peningkatan daya saing dan ekspor, korporasi pekebun, pendidikan dan pelatihan vokasi dan yang tak kalah penting untuk diwujudkan adalah pengembangan sejuta pekebun milenial,” tegasnya. []

Penulis: Yuli Rahmad

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Terkait

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kolom

Suara Pembaca

Kirimkan tanggapan dan komentar Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik dan keluhan konsumen.

Kategori Berita